Batik adalah seni membuat pola pada kain menggunakan lilin batik (malam) sebagai bahan perintang warna. Teknik membatik melibatkan penggunaan canting untuk apply lilin pada kain sebelum kain dicelupkan ke dalam pewarna. Teknik ini menghasilkan motif yang unik dan khas, serta menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia. Sebelumnya aku sudah pernah belajar membatik, 2 kali malah. Yang pertama waktu aku berwisata ke Museum Batik Pekalongan, dan yang kedua waktu ada workshop membatik bersama Setitik di Queen City Mall. Tapi waktu itu belum sampai tahap pewarnaan dan nglorod, jadi hanya membatik dengan canting saja. So, karena penasaran, akhirnya aku ikut lagi workshop membatik bersama Setitik. Kali ini full version yess, alias komplit mulai dari proses menggambar, membatik dengan canting, pewarnaan dengan cat khusus untuk batik, proses nglorod, dan penjemuran 😃. Btw, nglorod adalah proses penghilangan malam / lilin batik dari kain batik setelah proses pewarnaan selesai. Caranya nanti aku bahas di bawah yes. Okee so here we go berikut adalah catatannya!
 |
Workshop membuat pouch batik di Tekodeko Koffiehuis 😀 |
Workshop membatik full version bersama Setitik yang bekerjasama dengan Kelas Kreatif Semarang ini diadakan di Tekodeko Koffiehuis Semarang jam 11 - 2 siang. Di kegiatan asyik ini, peserta akan membuat pouch batik. Dipandu oleh Kak Jessie Setiawati yang sabar banget ngajarin membatik dengan canting. Canting adalah alat untuk melukis di atas kain. Canting tuh temuan asli orang kreatif di Jawa dan berdasarkan ukuran cucuknya, canting tulis dibagi menjadi 3 yaitu Cecek / kecil - biasa untuk isen (ukuran 0 atau 1), Klowong / sedang - utama (ukuran 3), dan Tembokan / besar - nembok (ukuran sama dengan atau lebih dari 5). Biasanya ukuran besar kecilnya canting dalam cm itu disesuaikan dengan pembuatnya, jadi gak ada ukuran standar sih emang. Ada pula jenis canting cap yaitu canting yang digunakan untuk membatik dengan proses mengecap. Biasanya berukuran 18x18 / 10x10 cm.
 |
Yuk belajar membatik versi komplit! 😄 |
 |
Penampakan Tekodeko Koffiehuis |
 |
My outfit for today's workshop 😊 |
Setelah sesi perkenalan dan penjelasan dari Kak Jessie, peserta langsung mulai menggambar pola yang diinginkan di kain putih, pake pensil. Kain ini sebelumnya sudah direndam dengan tawas dan soda abu / ash untuk menghilangkan lapisan lilinnya. Di kain ini aku menggambar pola beberapa bunga dan daun. Kemudian lanjut proses menggunakan canting tulis. Malam diatas kompor listrik sudah disediakan oleh Kak Jessie. Sebelumnya aku sudah pernah melakukan proses ini, jadi kali ini cukup cepat dan mudah ketika menggunakan canting 😀.
 |
Kak Jessie menjelaskan tentang membatik |
 |
Menggambar pola |
 |
Menggunakan canting tulis
|
 |
Kali ini bisa meminimalisir cairan lilin yang jatuh-jatuh, wkwk
|
 |
Lagi mengagumi hasil karya sendiri (walau belum jadi) 😁 |
Selanjutnya, masuk ke tahap pewarnaan. Untuk cat nya ternyata menggunakan cat khusus untuk batik. Kata Kak Jessie, cat batik ini tidak ada di Semarang dan harus pesan di kota-kota seperti Yogyakarta atau Pekalongan. Cat ini memakai bahan bernama Indigosol, yaitu salah satu bahan kimia utama yang membentuk zat pewarna sintetis dalam proses membatik. Menurut Kak Jessie, ada juga Remasol yaitu pewarna reaktif yang juga sering digunakan untuk pewarnaan batik, namun harganya lebih mahal dari Indigosol. Sebelum pewarnaan, kertas koran bekas dimasukkan ke dalam pouch supaya cat nya gak mbleber ke belakang. Untuk workshop kali ini, sudah disediakan 3 warna cat yaitu merah, kuning, dan ungu. Menurutku yang paling bagus sih warna ungunya. Langsung bagus banget hasilnya di kain. Kalo yang warna merah musti ditunggu dulu sampe keluar warnanya. Warna kuning cukup bagus hasilnya, walaupun awalnya sempat terlihat pucat ketika di apply di kain. Btw, aku agak nyesel sih kenapa yang bagian tengah aku apply warna merah, jadi kurang keliatan kan bunga-bunganya. Seandainya aku balurkan warna kuning, pasti keliatan kece. Tapi ya ga papa lah, namanya juga eksperimen, masih belajar, hehe 😅.
 |
Proses pewarnaan |
 |
Agak nyesel juga sih kenapa apply warna merah di tengah-tengah 😅 |
 |
Siap dijadikan pouch batik 😏 |
Nah, sekarang kita masuk ke proses yang paling interesting menurutku (dan biasanya gak ada di workshop batik pada umumnya!). Proses itu adalah... nglorod! 😁 Apa sih yang dimaksud dengan nglorod? Nglorod adalah proses penghilangan malam dari kain batik setelah proses pewarnaan selesai. Proses ini dilakukan dengan merendam kain di dalam air panas / mendidih. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan malam yang menempel pada kain dan membebaskan warna yang sudah terwarnai.
Terdapat 2 tahap dalam proses nglorod ini. Pertama, kain batik dimasukkan ke air (suhu normal) yang sudah dicampur dengan asam sulfat dan nitrit. Fungsinya adalah untuk fiksasi supaya warna tidak luntur. Di tahap ini bentar aja gak sampe semenit kayaknya. Lalu kain dimasukkan ke air mendidih yang sudah dicampur dengan tipol (cairan pembersih serbaguna) dan soda ash. Tujuannya adalah untuk menghilangkan malam pada kain batik. Di tahap ini juga sebentar, sekitar 1-2 menit, yang penting kain sudah terendam sempurna di dalam air mendidih tersebut dan malam / lilin sudah hilang dari kain batik. Senangnyaaa akhirnya aku bisa mengetahui proses komplit membatik, sampai ke tahap nglorod jugaa 😎. Workshop berbiaya 150K ini menurutku seru dan worth it banget sih! Belajar hal baru lagi soal batik. Hahahayyy 😍.
 |
Sebelum proses nglorod, tipol dimasukkan ke air mendidih |
 |
Proses nglorod |
 |
Setelah proses nglorod, kain batik dibilas dan dijemur |
Okee setelah proses nglorod selesai, kain batik bisa langsung dibilas dengan air bersih dan dijemur sampai kering. Setelah itu dipasangi tali dan jadilah pouch batik keren! 😏 Terimakasih Kak Jessie untuk ilmu membatik hari ini! 👍 Oya, aku juga dapat voucher dari Tekodeko senilai 25K. Aku pake buat beli Misoa Sapi Pedas, salah satu menu unggulannya Tekodeko. Karena pake voucher, dari total 37500, aku cuma bayar 12500 aja, hehe. Porsinya ternyata gede dan rasanya gurih enak banget, pedasnya pas, misoa nya lembut, dan daging sapinya dikasi banyak dong 🥩😋. Puas rasanya menikmati menu ini sambil nungguin kain batikku yang lagi dijemur, wkwk. Eniwei, aku gak nunggu kainnya sampe kering sih, soalnya bisa lebih dari 1 jam. Masih setengah kering, aku masukkan ke tas kertas yang sudah disediakan dan pamitan pulang. Thank you Setitik & KKS! 😘
 |
Thank you Setitik & KKS 😍 |
 |
Misoa Sapi Pedas @ Tekodeko Koffiehuis. So yummy! 😋 |
 |
Kartu nama Kak Jessie |
See ya at another workshop! 🙋
Location Map: Tekodeko Koffiehuis Semarang
Baca Juga