Currently feeling The current mood of travelingika at www.imood.com

Learning How to Make Ceremonial Grade Matcha Latte and It Tasted Good!

Di hari Minggu yang cerah ini saya mengikuti workshop matcha making & coaster painting di Masa Kitchen Semarang (@masakitchensmg). Resto ini cantik banget loh gaess 😍, begitu masuk eh kok berasa kayak Alice in Wonderland, wkwk oh ternyata memang resto ini tuh suka gonta-ganti tema, seasonal gitu. Kali ini temanya: Alice in MasaLand. Pokoknya entar foto-foto disini dijamin cakep deh! 👍 Workshop kali ini adalah hasil kerjasama Koempoel Bersama dengan Teman Ramoe (@temanramoe), Labore (@laboreskinexpert), dan Skincere (@skincereclinic.id). 

Whisking Japanese green tea 🍵


Masa Kitchen, resto yang cantik jelita 💗


Matcha adalah teh hijau bubuk yang berasal dari Jepang 🍵. Bubuk ini dibuat dengan menggiling daun teh hijau pilihan hingga halus, dan berbeda dengan teh hijau biasa, matcha dikonsumsi dengan cara melarutkan bubuknya dalam air panas, sehingga seluruh daun teh dikonsumsi. Proses pembuatannya yang khusus, termasuk penanaman di tempat teduh untuk meningkatkan kandungan klorofil dan nutrisi, serta penggilingan halus, menghasilkan warna hijau cerah dan rasa yang khas pada matcha. Workshop matcha making ini dipandu oleh Kak Safa dari Teman Ramoe. Setauku yang bikin workshop matcha di Semarang ya baru Teman Ramoe sih, yang lain belum ada. Mungkinkah karena bahannya mehong ataukah karena belum mau share ilmu per-matcha-an aja? 😏 Eniwei, Kak Safa sabar banget ngajarin teori dan praktek membuat matcha. Diawali dengan presentasi tentang dunia matcha. Disini saya jadi tau tentang hojicha dan green tea juga. Sedangkan matcha sendiri ada 2 jenis yaitu Ceremonial Grade dan Culinary Grade. Tentu saja yang mempunyai kualitas / grade tertinggi adalah matcha ceremonial grade. Matcha jenis ini mengandung kafein yang lebih tinggi daripada culinary grade. Pada saat testing juga saya jadi tau kalo warna yang semakin kuning / brown berarti semakin teroksidasi. Dapat dikatakan bahwa jenis matcha yang paling sehat adalah matcha ceremonial grade yang memiliki warna hijau cerah, rasa yang cenderung umami dan manis.  

Siap mendapatkan ilmu matcha 🍵

Biar matching, pake outfit warna ijo 😁💚

Sesi perkenalan dan belajar teori matcha 😊


Matcha culinary grade adalah jenis matcha komersil dengan warna hijau pucat dan rasa pahit yang dominan. Green tea adalah bubuk teh hijau dengan rasa yang lebih ringan. Sedangkan hojicha adalah teh hijau yang disangrai, memiliki rasa seperti kopi namun kafein nya lebih sedikit. Matcha kaya akan antioksidan dan vitamin C. Beda dengan kopi yang reaksi kafeinnya cepat, matcha ini reaksi kafeinnya lambat, it means tidak menaikkan tekanan darah. Matcha juga kaya serat dan bagus untuk anti-aging 😀. Wihh keren kan, dan sekarang di workshop ini saya belajar bagaimana meramu matcha (matcha brewing) sekaligus membuat matcha latte 🍵.

Belajar membedakan warna aneka Japanese green tea 🍃


Perbedaan warna matcha ceremonial, matcha culinary, green tea, dan hojicha

Whisking menggunakan chasen

Matcha ceremonial grade, susu UHT, madu, dan susu evaporasi


Pertama, saya ambil 5 gram bubuk matcha ceremonial grade menggunakan chasaku, lalu diayak di saringan supaya tidak ada gumpalan. Setelah itu tuang 20 ml air biasa dan aduk matcha dengan chasen supaya tercampur rata di dalam bowl. Gerakannya adalah atas bawah kanan kiri dan memutar. Awalnya saya kaku sekali ketika melakukan proses whisking ini, maklum baru pertama kali pegang chasen, hehe. Tapi lama-lama bisa juga, asik malah, apalagi sambil ngelamun, wkwk. Oke lanjut saya tuang 40 ml air hangat dan whisking lagi, kali ini dengan gerakan zig zag (membentuk huruf M atau W) dan cepat. Pokoknya sampe berbuih banyak (terbentuk foam / microfoam). Kemudian tuang 80 ml susu UHT dan 40 ml susu evaporasi ke gelas saji. Tambahkan madu dan susu kental manis masing-masing sebanyak 5 gram saja. Kasih es batu dan tuang racikan matcha pelan-pelan ke atas susu. Hmmm sampai sini rasanya udah ngiler pengen segera mencicipi matcha racikan saya sendiri, hahaha 😁.

Yay, berhasil membuat matcha latte! 🍵😁


Penampakan ceremonial grade matcha latte 🍵😍💚


Rasa matcha latte ini sungguh segar, umami nya berasa dan rasa manis dari madu sungguh pas di lidah. Enak banget! Ah ternyata saya sudah bisa membuat matcha latte sendiri. Thanks banget ya Kak Safa! 🙏 Btw, dari hasil googling, ceremonial grade matcha ternyata cocoknya diminum plain aja alias jangan di mix dengan apapun juga, termasuk dibuat latte. Sedangkan culinary grade matcha adalah jenis yang terbaik untuk dijadikan minuman latte karena selain harganya affordable, culinary grade matcha adalah jenis yang terbaik bila ingin di mix dengan susu. Menurut saya, semua matcha yang dijadikan latte enak-enak aja kok di lidah saya, hehehe 😁.

Now mulai membuat hojicha 😄


Whisking hojicha and green tea

Wajah sumringah bisa belajar membuat aneka Japanese green tea 😁


Eniwei, tidak hanya matcha ceremonial grade, di workshop ini saya juga belajar brewing Japanese powder yang lain yaitu Hojicha dan Green Tea 😎. Untuk matcha culinary grade, saya cukup mencicipi dari racikan Kak Safa aja soalnya tadi memang udah dibuat duluan. Rasa matcha culinary grade menurut saya pahit tapi enak, rasa umami nya ada namun tidak sekuat umami nya matcha ceremonial grade. Dari hasil brewing dan whisking saya, hojicha memang rasanya beneran mirip kopi. Rasanya enak, saya suka. Sepertinya hojicha ini cocok buat orang yang mau beralih dari kopi ke matcha 👀. Sedangkan green tea memang rasanya yang paling ringan karena tidak melalui metode tencha.

Coaster painting 🎨


Kali ini saya melukis hutan 🌲🌳

Hari ini berasa ikut 2 workshop sekaligus 😁


Puas belajar membuat minuman matcha, saya lanjut dengan aktivitas coaster painting. Sebelumnya saya sudah pernah ikut coaster painting workshop yang diadakan Kreatif Workshop. Jadi kali ini saya merasa lebih mudah dan cepat ketika melukis di coaster, hehe 🖌. Next, yuk mari foto bareng dengan background yang cantik ini 😀.

Thank you for today's workshop! 💚


Di workshop ini kami dapat goodie bag dari Labore (sunscreen dan cookies) dan Skincere (cermin dan voucher). Selain itu kami dapat free lunch juga. Sampai bingung milih menu yang mana soalnya enak-enak semua 💛. Akhirnya aku pilih Ayam ala Thai sebagai menu makan siangku di Masa Kitchen. Porsinya banyak dan rasanya delicious. Perpaduan rasa spicy, gurih, dan asem nya pas! Perut saya pun hepi dan auto kenyang 😋. Selain free lunch, ada gratisan lagi nih gaess, saya dapat free ice cream setelah menulis review di Google tentang Masa Kitchen 🍧. Thank you, Masa Kitchen! 😘

Dapat goodie bag, free lunch, and free ice cream 😍


Fyi, hampir setahun ini saya menggunakan kata "aku" di setiap postingan blog. Nampaknya saya mau beralih balik ke kata "saya" lagi, hehe. Menurut saya, kata "saya" lebih soft aja di kuping. So from now on, saya balik pakai kata "saya" lagi yes 😁. 

Location Map: Masa Kitchen Semarang

Baca Juga