Candi Borobudur, Candi Buddha Terbesar di Dunia - travelingika.com

cat-header

Candi Borobudur, Candi Buddha Terbesar di Dunia

Siapa sih yang ga tau Candi Borobudur? Candi ini adalah candi paling populer di Indonesia. Turis asing yang ke Indonesia belum afdol kalau belum ke Candi Borobudur. Nah, ini adalah kali kedua saya ke candi yang dibangun pada abad ke-9 ini. Pertama kali kesini waktu masih SD, entah udah berapa taun yang lalu itu.. ah saya udah tuwa ternyata, hahaha.



Eniwei, saya ke Candi Borobudur sama Milan, bule Belgia sesama volunteer yang saya kenal di konservasi gajah Way Kambas Lampung. Kilas balik sebentar, waktu mau balik ke Pulau Jawa si Milan ini nge-begging mau ikut saya ngebus ke Semarang, wwkwkw pantat panas super hot dah secara kita ngebus seharian loh dari Lampung menuju Semarang. Tapi itu ga menyurutkan niat si Milan yang udah kebelet pengen pipis ke Karimunjawa. Singkat cerita, saya antar dia beli tiket ke Karimunjawa dan memperkenalkan dia ke 3 turis asing lainnya biar dia ada temannya dan bisa share cost, maklum dia mepet banget dana jalan-jalannya. Nah beberapa hari kemudian saya jemput dia dari pelabuhan Jepara (sekalian jalan-jalan ke Pantai Kartini) dan antar dia nginep ke rumah salah seorang temen saya. Paginya kami ke Candi Borobudur karena dia juga pengen ke candi yang kepopulerannya udah meluber ke seantero dunia ini. So berhubung saya baik hati dan tidak sombong jadi saya anterin dia ke Candi Borobudur in a backpacker way alias naik bus en angkot! Untung si Milan ini orangnya ga rewel, apapun kondisinya dia tetep keep smiling en pasang muka hepi terus. Ih ni anak emang polos lugu lucu lah.. 


Okee jadi kita berangkat dari rumah temen saya di Ambarawa menuju ke Terminal Magelang dan lanjut naik bus ke Terminal Borobodur. Dari terminal ini kami naik becak ke Candi Borobudur karena Milan penasaran pengen naik becak. Kalau mau jalan kaki pun ga jauh kok. Sebelumnya dia beli caping/penutup kepala yang biasa dipakai petani biar ga kepanasan. Saya bantu dia nawar sampai dapat harga terendah. Eniwei, sampai di booth pembelian tiket, dia merasa kalau harganya rasis banget. Tiket domestik 30 ribu dan untuk turis manca harganya 240 ribu, alias 8 kali lipatnya! Milan pun menyayangkan kenapa harganya ga sama dan selisihnya antara bumi dan langit gitu. Dia juga bilang kalau di negaranya dan di Eropa pada umumnya, semua harga sama untuk ras apapun. Akhirnya saya bantu dia nawar harga tiket karena dia masih berstatus pelajar, lumayan dapat diskon 50% jadi dia cuma bayar 120 ribu aja. 

Candi Borobudur, candi Buddha terbesar di dunia
Milan yang cengar-cengir senang dapat diskon 50% makin semangat naik ke candi ini. Candi Borobudur adalah candi peninggalan jaman Buddha yang dibangun pada abad ke-9. Sering orang salah kaprah mengira lokasi candi ini ada di Yogyakarta, padahal candi Buddha terbesar didunia ini letaknya ada di Kota Magelang, Jawa Tengah.

Candi ini digunakan sebagai tempat ziarah agama Buddha dan tiap tahun umat Buddha datang dari seluruh dunia untuk berkumpul memperingati hari raya Waisak di candi ini. Milan ga abis-abisnya kagum dan ga brenti ambil foto terus di setiap sudut candi. Apalagi background candi ini juga keren banget dengan adanya 2 pasang gunung kembar, yaitu Gunung Sundoro-Sumbing dan Gunung Merbabu-Merapi. Ada juga Bukit Tidar dan perbukitan Menoreh. Nah, selain gunung dan bukit, candi ini juga terletak dekat Sungai Progo dan Sungai Elo. Biasanya sungai-sungai itu disukai para turis untuk kegiatan arung jeram atau bahasa kerennya, rafting. 

Pelataran Candi Borobudur juga bagus dengan adanya taman-taman hijau yang cantik dan luas. Disini juga boleh bersantai-santai dulu melepas lelah sehabis menaiki dan menjelajah Candi Borobudur. Tak terasa udah sore jam 5, saya dan Milan pun buru-buru keluar dari candi biar masih bisa dapat bis dari Terminal Borobudur. Lucky us, bus sore itu adalah bus yang terakhir menuju ke jalan raya utama. Sampai di pertigaan jalan raya, kami pun turun dan lanjut naik bus jurusan Yogya-Semarang untuk balik lagi ke rumah teman saya di Ambarawa. 

Esok harinya saya dan Milan jalan-jalan ke pusat kota Semarang sekaligus mengunjungi Vihara Mahavira Graha, sebuah vihara dimana seorang teman saya sedang menjalani pendidikan menjadi seorang biksu. Catatan lengkapnya bisa dibaca di Vihara Mahavira Graha Semarang, and That Magnificent Echo-making Ceiling.

Location Map: Candi Borobudur
Baca Juga