Sabtu ini saya mengikuti workshop pembuatan tempe yang diadakan oleh Pasar Sehat Salatiga (@pasarsehatsalatiga) bekerjasama dengan Maya Shanti dari Galgreen (@galgreen_forever). Aktivitas asyik ini berlokasi di Warung Hijau Trukajaya Salatiga (@warung_hijau_trukajaya). Menurut saya, workshop ini unik dan langka, jarang-jarang ada yang ngadain event pembuatan tempe 😏. Acaranya berlangsung dari jam 9 pagi sampai selesai kira-kira jam 11 siang. Pesertanya banyak sekali ada puluhan. Hmm, rupanya workshop ini banyak banget peminatnya. Apalagi biayanya murah, hanya 40K aja, sudah dapat free kedelai 500 gram dan ragi tempe untuk dibawa pulang. Jadi nantinya saya bisa praktek bikin sendiri dirumah deh, hehe 😎.
 |
Workshop pembuatan tempe @ Pasar Sehat Salatiga 😻 |
 |
Bagian paling ribet adalah memastikan kedelai betul-betul sudah bersih dan terpisah dari kulitnya 😅 |
 |
Such a nice Saturday! 😺 |
Mentornya bernama Mbak Arum dan Mbak Yulia. Mbak Arum ini menggantikan Bu Maya Shanti yang sedang sakit chikungunya. Oh ya, ini pertama kalinya saya ke Pasar Sehat Salatiga. Pasar ini adalah pasar para artisan pangan lokal, organic, dan sehat di kota Salatiga. Pasar ini diadakan setiap Sabtu di minggu kedua setiap bulan. Nah di pasar ini selain berisikan UMKM yang berjualan, juga ada workshop nya gaess, asyik kan bisa menambah ilmu sekalian.
 |
Pasar Sehat Salatiga @ Warung Hijau Trukajaya |
 |
Persiapan workshop pembuatan tempe dan penjelasan mentor |
Oke deh, langsung saja saya bahas cara pembuatan tempe yess. Cara membuat tempe berdasarkan penjelasan dari Mbak Arum dan Mbak Yulia adalah sebagai berikut:
- Rendam kedelai semalaman. Di workshop ini kedelai yang digunakan adalah kedelai lokal organik.
- Rebus kedelai selama 30 menit (1 kali) atau 15 menit (2 kali).
- Bersihkan kedelai dari kulitnya, pastikan benar-benar bersih karena kalau tidak bersih bakalan gagal jadi tempe gitu deh, kan eman-eman.
- Rebus lagi selama 15 menit (ini kalau memakai metode 2 kali rebus ya). Kalau sebelumnya sudah direbus 30 menit ya tidak perlu direbus lagi.
- Taruh kedelai diatas kain yang lebar, dijereng gitu gaess.
- Keringkan kedelai, tapi bukan dengan cara dijemur ya. Keringkan dengan tisu bila perlu.
- Cek lagi apakah kulit sudah benar-benar hilang dari kedelai.
- Taburkan ragi diatas kedelai. Rasio ragi dengan tempe adalah 1:100. Misalnya kedelai 500 gram, maka ragi yang ditaburkan adalah sebanyak 5 gram. Pakai timbangan digital supaya akurat.
- Ratakan ragi pada kedelai. Pastikan tercampur rata.
- Taruh kedelai ke daun kemasan, lipat-lipat daun dan pastikan kedelai tertutup rapat di dalam daun. Kencangkan ujung-ujung daun dengan lidi.
- Tusuk-tusuk dengan lidi, buat lubang-lubang pada daun untuk proses aerasi pada tempe. Aerasi adalah memberikan pasokan oksigen yang cukup ke dalam kemasan tempe.
- Letakkan di permukaan datar dan jangan ditumpuk. Diamkan 1-2 hari. Tadaaaa... tempe pun jadi deh! 😁
 |
Menakar kedelai, 1 orang 1 cup dengan berat 150 gram |
 |
Memisahkan kulit kedelai sudah terpisah dari kedelai |
 |
Membersihkan kedelai, mengeringkan dengan tisu, dan menaburkan ragi tempe |
 |
Aduk-aduk dan ratakan ragi pada kedelai |
 |
Letakkan kedelai diatas daun dan lipat daun sampai rapat |
 |
Yay, udah bisa bikin tempe! 😄 |
 |
Foto kelompok bersama Bu Lieke dan Mbak Dian 😀 |
 |
Fokus membuat tempe 💪 |
 |
Mbak Arum memastikan semua peserta bisa membuat tempe |
 |
Saya banyak nanya soal tempe ke Mbak Arum 😆 |
 |
Foto kelompok dulu 📸 |
 |
Selain membawa pulang tempe, peserta juga dapat free kedelai 500 gram dan ragi tempe 😁 |
Di workshop ini saya satu kelompok dengan Bu Lieke dan Mbak Dian. Saya juga dapat kenalan baru bernama Bu Linda yang tertarik untuk ikut aneka workshop. Sayang banget di Salatiga masih minim workshop, musti ke Semarang kalau mau ikutan banyak workshop. Untunglah posisi rumah saya ada di Ungaran. Ke Semarang dekat, ke Salatiga juga dekat, hehe 😄.
 |
It's a wrap! 😎 |
 |
Terimakasih untuk ilmu membuat tempe hari ini! 😍
|
Setelah workshop dan foto bersama, saya jajan kombucha, mocaf stik, dan gluten-free cakes. Kebetulan besok saya ikut workshop kombucha di resto Koenang-koenang Semarang dan saya belum pernah minum kombucha. Jadilah hari ini hari pertama saya minum kombucha. Awalnya saya beli kombucha dari Kenara (@dapur_kenara) yang rasa markisa nanas seharga 15K. Pas dibuka tutupnya eh kok botolnya pecah. Ternyata itu karena kualitas botol kaca nya yang kurang bagus. Untunglah mbak nya baik hati, saya boleh ambil kombucha lagi, free. Kali ini rasa hibiscus. Rasanya kecut tapi enaak banget 😋👍. Kombucha adalah minuman probiotic, teh fermentasi yang bagus untuk pencernaan dan ternyata baik untuk orang-orang yang menderita autoimmune dan berbagai penyakit.
 |
Pertama kali minum kombucha, ternyata enak 😎😻 |
 |
Mocaf stik dan gluten-free cakes nya juga enak 😋 |
Mocaf stik nya juga enak dan renyah. Saya beli yang rasa bawang dengan harga 15K. Mocaf adalah modified cassava flour atau tepung singkong yang termodifikasi. Mocaf adalah produk turunan singkong melalui proses fermentasi dan modifikasi sel menggunakan enzim atau bakteri. Tepung ini gluten-free dan indeks glikemik nya rendah. Kemudian saya jajan 2 gluten-free cakes dari Tanasurga (@tanasurga.organic). Rasanya udah pasti enak banget sih walau harganya cukup pricey, yaitu 18K untuk 2 cakes. Hari ini saya puas ikut workshop membuat tempe dan jajan sehat di Pasar Sehat Salatiga at Warung Hijau Trukajaya. Semoga bulan depan workshop nya unik lagi, biar semangat dolan ke Salatiga again, hahahayyy 😆.
UPDATE: 2 hari kemudian tempe saya sudah jadi dan hasilnya padat sempurna. Yay! Well, sebenarnya 1 hari saja juga sudah jadi sih tempenya. Tapi saya ingin memastikan hasilnya benar-benar padat, so saya tunggu selama 2 hari. Ini penampakan tempe dan hasilnya setelah digoreng. Sungguh enak! Apalagi ini tempe buatan sendiri, makin enak rasanya, pas makan juga merasa bangga! 😄
 |
Yess! Tempe sudah jadi! 😍 |
 |
Tempe goreng ini enak banget, makannya sambil merasa bangga gitu, wkwk 😁 |
Location Map: Warung Hijau Trukajaya Salatiga
Baca Juga